Sabtu, 01 Desember 2018

Perpustakaan Terapung


Indonesia terdiri dari 34 provinsi dan dilelilingi oleh perairan. Indonesia negara kaya dengan sumber penghasilan sebagai sumber daya alam yang melimpah ruah baik di daratan dengan pegunungan dan perairan dengan lautannya. Tak jarang indonesia disebut sebagai negara kaya akan sumber dalaya alamnya yang baik. Dan indonesia dinobatkan sebagai negara maritim yang kuat, negara yang mampu memanfaatkan kekayaan lautnya unuk memakmurkan bangsa.

Sumatera Utara, tepatnya di kampung nelayan seberang Belawan. Sebagai tokoh inspiratif Irwan Saputra, sempat mendapat penolakan keras dari masyarakat sekitar, dikarnakan irwan ingin membuat Perpustakaan di daerah pesisir, karna pada umumnya anak – anak disana membantu orang tua mencari ikan untuk kebutuhan sehari – hari ataupun untuk didagangkan, namun tekat dan niat semangat irwan pun tak menyerah sampai disitu. Irwan membuat perpustakaan terapung atau disebut masyarakat sekitar dengan (Perpung).

Awal mula terbentuknya perpustakaan terapung ini, irwan datang ke kampung hanya ingin sekedar berwisata dan menkmati suasana lautan yang indah dan ingin menyicipi kuliner sekitar. Melihat kondisi masyarakat yang kurangnya pendidikan dan akses buku yang kurang, mendorong irwan bergegas membangun dan merealisasikan Perpung ini. Niatan itu terlaksana pada untuk memajukan pendidikan masyarakat disana, dengan membangun perpustakaaan ini. Pada 26 Januari 2014, irwan dibantu dengan teman – temannya membangun Perpung untuk sarana belajar dan membaca bagi masyarakat sekitar baik tua, muda bahkan anak – anak sekalipun yang ingin belajar.
Perpustakaan dengan luas dan lebar 5 m x 5 m ini berdiri dengan sederhana namun kaya makna. Dengan bangunan sederhana, tak jarang hempasan ombak menerjang. Pada tahun 2015 Perpustakaan terapung ini sempat roboh arna ombak menerjang. Namun relawan sekitar mendirikannya ulang, demi pendidikan yang baik untuk masyarakat sekitar.
Irwan dan teman – temannya mendirikan perpustakaan bukan semata – mata dengan mudahnya mendirikan, sempat ditenang oleh warga sekitar yang dianggap mengganggu, karna anak –anak disana mayoritas membantu orang tua dalam mencari hasil laut, atau disebut nelayan. Anak- anak disana khusus mencari uang untuk kebutuhan hidup. Saat ini koleksi buku sudah mencapai 1.000 eksemplar buku, terdiri dari buku pelajaran dan buku – buku umum untuk masyarakat. Buku diperoleh dari relawan mahasiswa dan bantuan dari masyarakat umum. Perpustakaan ini bukan hanya menyajikan perpustakaan saja, namun dibuka kelas untuk para anak – anak belajar, relawan disini dituntut untuk mengajar kelas reguler setiap hari minggunya. Anak – anak nelayan disini diajarkan membaca, menulis dan berhitung layaknya pelajran tambahan disekolah pada umumnya dan diajarkan belajar bahasa asing atau bahasa inggris, membuat kerajinan tangan seperti mendaur ulang barang yang sudah tidak terpakai menjadi bahan kerajinan yang cantik dan menarik untuk dipasarkan. Tak sampai disitu salah satu anak yang sering belajar diperpustakaan terapung ini terpilih mewakili sumatera utara dalam ajang literasi di Sulawesi.

Info lebih lanjut dapat kunjungi :
https://www.google.com/amp/s/www.brilio.net/amp/sosok/irwan-saputra-dirikan-perpustakaan-terapung-bagi-anak-anak-nelayan-1610170.html


1 komentar:

  1. Keren yah. Membangun budaya baca bisa dilakukan dengan cara apa saja

    BalasHapus