Indonesia terdiri dari 34 provinsi dan
dilelilingi oleh perairan. Indonesia negara kaya dengan sumber penghasilan
sebagai sumber daya alam yang melimpah ruah baik di daratan dengan pegunungan
dan perairan dengan lautannya. Tak jarang indonesia disebut sebagai negara kaya
akan sumber dalaya alamnya yang baik. Dan indonesia dinobatkan sebagai negara
maritim yang kuat, negara yang mampu memanfaatkan kekayaan lautnya unuk
memakmurkan bangsa.
Sumatera Utara, tepatnya di kampung nelayan
seberang Belawan. Sebagai tokoh inspiratif Irwan Saputra, sempat mendapat
penolakan keras dari masyarakat sekitar, dikarnakan irwan ingin membuat
Perpustakaan di daerah pesisir, karna pada umumnya anak – anak disana membantu
orang tua mencari ikan untuk kebutuhan sehari – hari ataupun untuk didagangkan,
namun tekat dan niat semangat irwan pun tak menyerah sampai disitu. Irwan
membuat perpustakaan terapung atau disebut masyarakat sekitar dengan (Perpung).
Awal mula terbentuknya perpustakaan terapung
ini, irwan datang ke kampung hanya ingin sekedar berwisata dan menkmati suasana
lautan yang indah dan ingin menyicipi kuliner sekitar. Melihat kondisi
masyarakat yang kurangnya pendidikan dan akses buku yang kurang, mendorong
irwan bergegas membangun dan merealisasikan Perpung ini. Niatan itu terlaksana
pada untuk memajukan pendidikan masyarakat disana, dengan membangun
perpustakaaan ini. Pada 26 Januari 2014, irwan dibantu dengan teman – temannya
membangun Perpung untuk sarana belajar dan membaca bagi masyarakat sekitar baik
tua, muda bahkan anak – anak sekalipun yang ingin belajar.
Perpustakaan dengan luas dan lebar 5 m x 5 m ini
berdiri dengan sederhana namun kaya makna. Dengan bangunan sederhana, tak
jarang hempasan ombak menerjang. Pada tahun 2015 Perpustakaan terapung ini
sempat roboh arna ombak menerjang. Namun relawan sekitar mendirikannya ulang,
demi pendidikan yang baik untuk masyarakat sekitar.
Irwan dan teman – temannya mendirikan
perpustakaan bukan semata – mata dengan mudahnya mendirikan, sempat ditenang
oleh warga sekitar yang dianggap mengganggu, karna anak –anak disana mayoritas
membantu orang tua dalam mencari hasil laut, atau disebut nelayan. Anak- anak
disana khusus mencari uang untuk kebutuhan hidup. Saat ini koleksi buku
sudah mencapai 1.000 eksemplar buku, terdiri dari buku pelajaran dan
buku – buku umum untuk masyarakat. Buku diperoleh dari relawan mahasiswa dan
bantuan dari masyarakat umum. Perpustakaan ini bukan hanya menyajikan
perpustakaan saja, namun dibuka kelas untuk para anak – anak belajar, relawan
disini dituntut untuk mengajar kelas reguler setiap hari minggunya. Anak – anak
nelayan disini diajarkan membaca, menulis dan berhitung layaknya pelajran
tambahan disekolah pada umumnya dan diajarkan belajar bahasa asing atau bahasa
inggris, membuat kerajinan tangan seperti mendaur ulang barang yang sudah tidak
terpakai menjadi bahan kerajinan yang cantik dan menarik untuk dipasarkan. Tak
sampai disitu salah satu anak yang sering belajar diperpustakaan terapung ini
terpilih mewakili sumatera utara dalam ajang literasi di Sulawesi.
Info lebih lanjut dapat kunjungi :
https://www.google.com/amp/s/www.brilio.net/amp/sosok/irwan-saputra-dirikan-perpustakaan-terapung-bagi-anak-anak-nelayan-1610170.html
Keren yah. Membangun budaya baca bisa dilakukan dengan cara apa saja
BalasHapus