Berawal dari perbincangan
ringan tentang literasi di Kampus, mahasiswa Fakultas Adab dan Humaniora (FAH)
yang prihatin terhadap daya minat baca masyarakat Indnesia yang rendah dilihat
dari survei daya minat baca orang Indonesia menempati posisi 60 dari 61 negara,
sungguh memprihatinkan
jika dilihat dari survei tersebut. Dan banyak masyarakat indonesia yang
termakan isu simpang siur atau biasa disebut hoax. Fahdizal Muftin Aryatama
atau biasa disapa Rizal sapaan hangatnya, beserta kerabat seangkataan jurusan
Ilmu Perpustakaan membuat komunitas yang bernamakan Bhineka Tunggal Baca.
Komunitas ini bergerak
dalam bidang literasi, dan menggelar lapak baca yang digelar di CFD Jakarta,
didepan kerumunan komunitas Bhineka Tungal Baca menggelar lapak bacaannya.
Dengan semangat yang tinggi para mahasiswa ini sangat bersemangat menggelar
lapak bacanya, dan respon diorang sekitar yang melewati lapak bacanya sangat
antusias dan mampir untuk membaca. Di sekitar kawasan Bundaran Hotel Indonesia
yang berada di Gedung Bank UOB, menggelar lapak bacanya dari jam 7 sampai jam
11 siang.
Rizal selaku ketua dari
Bhineka Tunggal Baca termotivasi dari kata-kata Zen RS yang berbunyi “Yang
berbahaya dari menurunnya minat baca adalah meningkatnya minat komentar”. Jadi
itulah awal mula membentuk komunitas ini, merupakan bentuk kesadaran
keperihatinan pada realitas yang terjadi saat ini. Masyarakat kurang membaca,
namun banyak berkomentar bahkan terprovokasi oleh sesuatu yang belum tentu
kebenarannya.
Buku-buku yang digelar oleh
Bhineka Tunggal Baca masih koleksi yang dimiliki kawan – kawan pribadi, mulai
dari berbagai genre dari novel roman, hingga buku ilmiah pengetahuan, kurang
lebih sekitar 50 koleksi buku yang digelar oleh lapak baca Bhineka Tunggal Baca
ini. Setiap minggunya selalu menggelar lapak bacaan di depan Bank UOB. Buku
yang di gelar biasanya dibaca ditempat saja tidak dibawa pulang, namun ada satu
kejadian dimanan seorang pembaca ingin sekali membawa pulang buku bacaanya
dikarnakan belum selesai membaca buku, akan tetapi Rizal mengizinkan buku
tersebut dibawa pulang oleh si pembaca dengan rasa saling percaya bahwa bukunya
kelak akan dikembalikan kembali.
Komunitas Bhineka Tunggal
Baca pertama kali menggelar apak bacaan pada April 2018 hingga sekarang, sempat
vakum sebulan karnaa rizal dan kawan – kawan sempat melaksanakan Kuliah Kerja
Nyata atau biasa disingkat (KKN) “pada awalnya menggelar lapak bacaaan,
dikira penjual buku dipinggir jalan” kemudian rizal dan kawan – kawan
berinteraksi pada warga sekitar dengan mempromosikan bahwa ini adalah lapak
bacaan yang bisa dibaca oleh pengguna dengan gratis.
Rizal juga salah satu
pemenang library Ambasador pada tahun 2017 lalu, yang diadakan oleh JIP DAYS
2017 kegiatan Bhineka Tunggal Baca sebagai bentuk mempresentasikan
tridarmaperguruan tinggi salah sau pengabdian kepada masyarakat secara nyata
dan langsung. Sebagai pemenang Library Ambasador 2017 gerakan pengabdia kepada
masyarakat tidak hanya semata sebentar tapi akan seterusnya berkembang dan
dapat berkontribusi lebih besarterhadap masyarakat banyak dan memberikan
inspirasi kepada masyarakat sekitar, untuk bersemangat dalam menebarkan virus
literasi yang ada.
info lebih lanjut bisa klik : http://fah.uinjkt.ac.id/mahasiswa-ip-gelar-lapak-bacaan-di-cfd/
Wah keren sekali gerakannya
BalasHapus